Senin, 21 November 2011

kelainan-kelainan pada bayi baru lahir

1. Labioskizis dan Labiopalatoskizis
Labioskizis atau labiopalatiskizis merupakan konginetal anomaly yang berupa kelainan bentuk pada struktur wajah, yang terjadi karena kegagalan proses penutupan procesus nasal medial dan maxilaris selama perkembangan fetus dalam kandungan
Etiologi :
Kegagalan pada fase embrio yang penyebab belum diketahui
Faktor Herediter
Abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen
Manifestasi Klinik :
* Palatoskizis
- Distorsi pada hidung
- Adanya celah pada bibir
* Labioskizis
- Adanya celah pada tekak (uvula), palatum durum dan palatum mole
Adanya rongga pada hidung sebagai celah pada langit-langit
- Distorsi hidung
Penatalaksanaan :
Tergantung pada beratnya kecacatan
Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat
Cegah terjadinya komplikasi
Dilakukan pembedahan

2. Atresia Esophagus
Atresia esophagus adalah gangguan pembentukan dan pergerakan lipatan pasangan kranial dan satu lipatan kaudal pada usus depan primitif
Etiologi dari atresia esophagus yaitu kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir prematur
Manifestasi klinik pada neonatus dengan atresia esophagus antara lain :
-Hhipersekresi cairan dari mulut
- Gangguan menelan makanan (tersedak, batuk)
Penatalaksanaan :
Pertahankan posisi bayi atau pasien dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi
Pertahankan keefektifan fungsi respirasi
Dilakukan tindakan pembedahan

3. Atresia Rekti dan Atresia Anus
Atresia rekti yaitu obstruksi pada rektum (sekitar 2 c dari batas kulit anus). Pada pasien ini, umumnya memiliki kanal dan anus yang normal
Atresia anus yaitu obstruksi pada anus
Etiologi
Malformasi kongenital
Manifestasi Klinik
- Tidak bisa BAB melalui anus
- Distensi abdomen
- Tidak dapat dilakukan pemeriksaan suhu rektal
- Perut kembung
- Muntah
Penatalaksanaan :
Dilakukan tindakan kolostomi

4. Hirschprung
Hirschprung merupakan kelainan konginetal berupa obstruksi pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan motilitas kolon, sehingga mengakibatkan tidak adanya ganglionik usus
Etiologi :
Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan fetus
Tanda dan Gejala :
Konstipasi/tidak bisa BAB/diare
Distensi abdomen
Muntah
Dinding abdomen tipis
Penatalaksanaan :
Pengangkatan aganglionik (usus yang dilatasi)
Dilakukan tindakan Colostomi
Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat

5. Obstruksi Billiaris
Obstruksi billiaris adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis
Etiologi :
- Degenerasi sekunder
- Kelainan kongenital
Tanda dan Gejala :
- Ikterik (pada umur 2-3 minggu)
- Peningkatan billirubin direct dalam serum (kerusakan parenkim hati, sehingga bilirubin indirek meningkat)
- Bilirubinuria
- Tinja berwarna seperti dempul
- Terjadi hepatomegali
Penatalaksanaan
Pembedahan

6. Omfalokel
Omfalokel merupakan hernia pada pusat, sehingga isi perut keluar dalam kantong peritoneum
Etiologi
Kegagalan alat dalam untuk kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
Tanda dan Gejala
- Gangguan pencernaan, karena polisitemia  dan hiperinsulin
- Berat badan lahir > 2500 gr
Penatalaksanaan
- Bila kantong belum pecah, diberikan merkurokrom yang bertujuan untuk penebalan selaput yang menutupi kantong
- Pembedahan

7. Hernia Diafragmatika
Hernia diafragmatika terjadi akibat isi rongga perut masuk ke dalam lobang diafragma
Etiologi
Kegagalan penutupan kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8
Tanda dan Gejala
- Bayi mengalami sesak napas
- Bayi mengalami muntah karena obstruksi usus
Penatalaksanaan
Berikan diit RKTP
Berikan Extracorporeal Membrane Oxygenation (EMCO)
Dilakukan tindakan pembedahan

8. Atresia Duodeni
Atresia Duodeni adalah obstruksi lumen usus oleh membran utuh, tali fibrosa yang menghubungkan dua ujung kantong duodenum yang buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung duodenum yang tidak bersambung
Etiologi
- Kegagalan rekanalisasi lumen usus selama masa kehamilan minggu ke-4 dan ke-5
Banyak terjadi pada bayi yang lahir prematur
Tanda dan Gejala
Bayi muntah tanpa disertai distensi abdomen
Ikterik
Penatalaksanaan
- Pemberian terapi cairan intravena
Dilakukan tindakan duodenoduodenostomi

9. Meningokel dan Ensefalokel
Meningokel dan ensefalokel yaitu adanya defek pada penutupan spina yang berhubungan dengan pertumbuhan yang abnormal korda spinalis atau penutupannya
Etiologi
Gangguan pembentukan komponen janin saat dalam kandungan
Tanda dan Gejala
- Gangguan persarafan
- Gangguan mental
- Gangguan tingkat kesadaran
Penatalaksanaan
Pembedahan

10. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya Liquor Cerebrospinal (LCS). Kadang disertai dengan peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial)
Etiologi
Gangguan sirkulasi LCS
Gangguan produksi LCS
Tanda dan Gejala
Terjadi pembesaran tengkorak
Terjadi kelainan neurologis, yaitu Sun Set Sign (Mata selalu mengarah kebawah)
Gangguan perkembangan motorik
Gangguan penglihatan karena atrofi saraf penglihatan
Penatalaksanaan
Pembedahan
Pemasangan “Suchn Suction”

11. Fimosis
Fimosis merupakan pengkerutan atau penciutan kulit depan penis atau suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya
Etiologi
Malformasi konginetal
Tanda dan Gejala
Gangguan proses berkemih
Penatalaksanaan
Dilakukan tindakan sirkumsisi
 
12. Hipospadia
Hipospadia yaitu lubang uretra tidak terletak pada tempatnya, mis : berada di bawah penis
Etiologi
Uretra terlalu pendek, sehingga tidak mencapai glans penis
Kelainan terbatas pada uretra anterior dan leher kandung kemih
Merupakan kelainan konginetal
Tanda dan Gejala
Penis agak bengkok
Kadang terjadi keluhan miksi, jika disertai stenosis pada meatus externus
Penatalaksanaan
Pada bayi : dilakukan tindakan kordektomi
Pada usia 2-4 tahun : dilakukan rekonstruksi uretra
Tunda tindakan sirkumsisi, hingga kulit preputium penis/scrotum dapat digunakan pada tindakan neouretra

bayi baru lahir bermasalah

BERCAK MONGOL

1.Definisi
Bercak Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau daerah sacral, walaupun kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Bercak mongol biasanya terjadi pada anak-anak yang dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika, kadang-kadang terjadi pada anak-anak dengan orangtua mediterania.  ( Mayes Midwifery Textbook).
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat di daerah lumbo sacral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit (kulit berwarna), warnanya seperti memar. Bercak mongol adalah lesi-lesi muskular berwarna abu-abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan di daerah posterior paha, tungkai, punggung, dan bahu. (Nelso, 1993)
Bintik Mongolia, daerah pigmentasi biru-kehitaman, dapat terlihat pada semua permukaan tubuh, termasuk pada ekstremitas. Bercak ini lebih sering terlihat di punggung dan bokong. Daerah pigmentasi ini terlihat pada bayi-bayi yang berasal dari Mediterania, Amerika Latin, Asia, Afrika, atau beberapa wilayah lain di dunia. Bercak-bercak ini lebih sering terlihat pada individu berkulit lebih gelap tanpa memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara bertahap akan lenyap dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun (Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6, Persis Mary Hilton, EGC)
Bercak mongol adalah bercak datar normal berwarna hijau kebiruan atau abu kebiruan  yang ditemukan pada 90% bayi Amerika, Asia, Hispanik dan Afrika Amerika dan 10%nya terjadi pada bayi Kaukasia, khususnya keturunan Mediterania. Paling sering pada daerah punggung, bokong, tapi dapat pula ditemukan pada bagian tubuh lain. Memiliki bermacam ukuran dan bentuk, tidak memiliki hubungan dengan penyakit tertentu. Kebanyakan akan memudar pada usia 2 atau 3 tahun, walaupun bekasnya akan bertahan sampai dewasa. (www.legachyhealth.org)
Bercak mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda lebam. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu. Biasanya dimiliki pada 9 dari 10 anak berkulit hitam, keturunan Mediterania dan keturunan Indian dan sangat jarang terjadi pada bayi berambut pirang dan berwarna biru. (www.conectique.com)
Bercak mongol merupakan sekumpulan padat melanosit, sel kulit yang mengandung melanin, pigmen normal kulit. Saat melanosit muncul ke permukaan kulit, akan terlihat coklat tua. Semakin jauh dari permukaan kulit, melanosit akan terlihat semakin biru. Selain itu, bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi medis lainnya. Bercak mongol tidak menjurus pada kanker ataupun masalah lain. (www.drgreene.com)

2.Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis. Lebih dari 80% bayi yang berkulit hitam. Orang Timur dan India Timur memiliki lesi ini, sementara kejadian pada bayi yang kulit putih kurang dari 10%. Lesi-lesi yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat yang tidak biasa cenderung tidak menghilang.
Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan bercak ini,namun pada bayi Kaukasia hanya 5 %. Lesi ini biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam atau di sekitar folikel rambut. Kadang-kadang tersebar simetris, dapat juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik. (iskandar, 1985)

3.Gejala Klinis
Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi sering juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak mongol juga bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter enam inchi. Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol. (www.drgreene.com).
Adanya bercak kebiru-biruan atau biru-kehitaman pada bagian punggung, bokong. Bagian bawah spina, pada bahu atau bagian lainnya. Biasanya bercak mongol ini terlihat sebagai :
a.Luka seperti pewarnaan.
b.Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal.
c.Area datar dengan bentuk yang tidak teratur.
d.Biasanya akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun.
e.Tidak ada komplikasi yang ditimbulkan.

4.Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun, bercak mongol multiple yang tersebar luas, terutama pada tempat-tempat biasa, cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa.
Sumber lain menyatakan bahwa bercak mongol ini mulai pudar pada usia dua tahun pertama dan menghilang antara usia 7-13 tahun. Kadang-kadang juga menghilang setelah dewasa. Sebagian kecil, sekitar 5% anak yang lahir dengan bercak mongol masih memiliki bercak mongol hingga mereka dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan ataupun pencegahan khusus.
Nervus Ota (Daerah zigomaticus) dan Nervus Ito (daerah sclera atau fundus mata atau daerah delto trapezius) biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan. Namun, bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan alasan estetik. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan menggunakan sinar laser.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.

HEMANGIOMA
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%). Biasanya Hemangioma sudah nampak sejak bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh, seperti : kepala, leher, muka, kaki atau dada. Umumnya hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus hemangioma dapat hilang setelah kelahiran.

IKTERUS
ikterus perubahan warna jaringan menjadi kuning akibat deposisi dari bilirubin. Deposisi bilirubin hanya terjadi jika terjadi serum hiperbilirubinemia, ini merupakan pertanda adanya penyakit hati ataupun penyakit hemolitik. Derajat serum bilirubin paling baik dilihat pada sklera, sklera memiliki afinitas terhadap bilirubin karena memiliki elastin yang banyak. Adanya sklera ikterik mengindikasikan kadar bilirubin setidaknya 3.0 mg/dl (normal <1 mg/dl). Jika menemui pasien dengan sklera ikterik, tempat kedua memeriksa adanya ikterik adalah di bawah lidah. Seiring dengan meningkatnya bilirubin kulit akan menjadi kuning pada pasien dengan warna kulit terang dan jika ini terjadi dalam waktu lama; warna hijau akan terjadi karena oksidasi bilirubin menjadi biliverdin. Diagnosis diferensial dari jaundice adalah carotenoderma. Jaundice dapat terjadi pada penggunaan obat quinacrine, dan paparan phenols berlebihan. Carotenoderma merupakan perubahan warna kulit menjdai kuning akibat caroten; ini dapat terjadi pada orang sehat yang mengkonsumsi buah maupun sayuran mengandung caroten seperti wortel, sayuran daun-daunan, labu, persik, dan jeruk. Tidak seperti jaundice dimana warna kuning terdistribusi merata di seluruh tubuh, pada caroteoderma pigmen terkonsentrasi pada telapak tangan, telapak kaki, dahi, lipatan nasolabial. Carotenoderma dapat dibedakan dengan jaundice dengan tidak adanya kuning pada sclera. Tidak seperti carotene, quinacrine menyebabkan warna kuning pada sklera. Cara lain yang sensitif untuk melihat peningkatan serum bilirubin adalah warna kehitaman pada urin, karena meningkatnya ekskresi bilirubin terkonjugasi. Warna urin dapat menjadi seperti teh atau cola. Bilirubinemia merupakan indikasi meningkatnya serum bilirubin direk dan mencermikan penyakit hati.

PRODUKSI DAN METABOLISME BILIRUBIN
• Berasal dari hemoprotein-> heme pada Hb eritrosit, hemoprotein pada mioglobin dan cytochrom yang tersebar di seluruh tubuh.
• Bilirubin dibentuk di sel retikuloendothelial terutama di limpa dan hati
• Hb -> (hemeoxygenase) protoporphyrin IX + Fe -> biliverdin + CO + Fe
• Biliverdin -> (biliverdin reductase) bilirubin tidak terkonjugasi (tidak larut air) ; kemudian di bawa albumin ke hepatocyte (hepar).
• Retikulum endoplasma hepatocyte ; bilirubin +glukuronic acid -> (uridine diposphate-glucuronosyl transferase atau UDPGT) bilirubin terkonjugasi
• Ekskresi oleh kantong empedu ke usus ; bilirubin terkonjugasi tidak diabsorpsi usus
• Pada bagian ileum distal dan kolon ; bilirubin tidak terkonjugasi -> (bakterial beta glukuronidase) bilirubin tidak terkonjugasi
• Bilirubin tidak terkonjugasi->(bakteri usus normal) colorless urobilinogen
• Urobilinogen sebagian ada yang berubah jadi urobilin (derivat oranye) • 80-90% urobilinogen di ekskresi melalui feses
• 10-20% uribilinogen di absorpsi secara pasif kemudian masuk ke vena porta dan diambil oleh hati kemudian diekskresikan lagi. Sisanya fraksi kecil (<3 mg/dl) tidak diambil hati dan difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan melalui urin.

MUNTAH DAN GUMOH
gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti illustrasi air yang mengalir ke bawah , bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung. Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap
harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 persen pada umur 9-12 bulan dan 5 persen pada umur 18 bulan. Meskipun normal,
Gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.
Penyebab Gumoh Bayi:
1. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri.
2. posisi menyusui.
- Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayi pun gumoh.
- pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
3. Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna.
Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
4. fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.
5. Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan di dalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.
Cara meminimalisir Gumoh atau muntah bayi :

1. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
2. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
3. Hindari merangsang aktivitas yang berlebihan setelah bayi menyusu.
4. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
5. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
6. Check lubang dot yang Anda gunakan untuk memberikan ASI/susu. Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar ,susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi Anda gumoh.
7. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sanagt lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
8. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
9. Jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah.
Segera mengangkat bayi saat gumoh adalah berbahaya, karena muntah atau gumoh bisa turun lagi, masuk ke paru dan akhirnya malah mengganggu paru. Bisa radang paru. Sebaiknya, miringkan atau tengkurapkan anak. Biarkan saja ia muntah sampai tuntas jangan ditahan.
20. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya.
Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
11. Hindari bayi tersedak.
bila si bayi tersedak dan muntahnya masuk ke saluran pernapasan alias paru-paru. ini disebut aspirasi dan berbahaya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau didirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya.
Perlu OBSERVASI
Adalah sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayii Anda yang mengarah pada hal patologis. Anda tak perlu khawatir jika :
  • Berat badan bertambah (dalam rentang normal)
  • bayi tampak senang
  • pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Anda perlu khawatir jika:
    • Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan
    • Infeksi dada berulang
    • Muntah disertai darah
    • Bayi dehidrasi
    • Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayiantara lain:
1. Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering.

ORAL TRUSH

Oral Thrush
  1. Istilah lain : Oral Candidiasis (kandidiasis oral, kandidiasis mulut)
  2. Lokasi : rongga mulut (termasuk lidah, langit-langit mulut, tonsil, gusi)
  3. Kelainan kulit : bercak-bercak putih di dalam mulut, termasuk bibir, lidah, langit-langit mulut, gusi, dan tonsil/amandel
Oral thrush adalah penyakit infeksi pada rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans. Oral thrush sering terjadi pada neonatus (bayi baru lahir), balita, anak yang mendapatkan antibiotik dan kortikosteroid (kortikosteroid oral maupun inhalasi), anak dengan gangguan sistem imun, dan manula.
Candida albicans sebetulnya normal terdapat di permukaan tubuh dalam jumlah kecil. Jamur tersebut dapat di temukan di kulit, rongga mulut, dan saluran pencernaan. Namun apabila flora normal terganggu, Candida albicans dapat tumbuh berlebihan sehingga menyebabkan penyakit kandidiasis. Flora normal dapat terganggu disebabkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat, kortikosteroid jangka panjang, dan imunodefisiensi (gangguan daya tahan tubuh). Anak yang sering mendapatkan inhalasi kortikosteroid mempunyai risiko kandidiasis oral. Pada bayi, sumber infeksi candida bisa berasal dari puting ibu yang terkolonisasi kandida dan botol susu yang kurang higienis.
Gejala oral thrush adalah tampak bercak-bercak putih di dalam mulut, termasuk bibir, lidah, langit-langit mulut, gusi, dan tonsil/amandel. Bercak putih tersebut berwarna seperti putih susu, namun sulit dilepaskan. Apabila mudah dilepaskan kemungkinan sisa-sisa susu atau makanan. Bayi bisa saja jadi malas atau tidak mau menyusui karena oral thrush dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, atau perih.
Pengobatan oral thrush adalah dengan memberikan obat anti jamur. Obat anti jamur yang sering diberikan adalah nystatin suspensi/tetes. Nystatin relatif aman karena tidak diserap oleh tubuh dan saluran pencernaan. Apabila pengobatan dengan nystatin tidak efektif, obat anti jamur lainnya yang dapat diberikan adalah itraconazole, fluconazole, miconazole, clotrimazole dan gentian violet. Gentian violet sebaiknya tidak ditelan oleh anak. . Tidak ada diet khusus dalam penanganan oral thrush.

DIAPER RUSH

A.Pengertian Diaper Rash

Diaper rash (Ruam popok )adalah iritasi pada kulit bayi Ibu di daerah pantat .Ruam popok dapat berupa ruam yang terjadi di dalam area popok. Pada kasus ringan kulit menjadi merah. Pada kasus-kasus yang lebih berat mungkin terdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut, kemaluan, dan di dalam lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan menghilang dalam 3 sampai 4 hari tanpa pengobatan. Bila ruam menetap atau muncul lagi setelah pengobatan, berkonsultasilah dengan dokter.

B.Etiologi Diaper Rash
·         Terlalu lembab
·         Luka atau gesekan
·         Kulit terlalu lama terkena urine, feses, atau keduanya
·         Infeksi jamur
·         Infeksi bakteri
·         Reaksi alergi terhadap bahan popok
Bila kulit basah terlalu lama, lapisan kulit yang melindungi kulit mulai rusak. Bila kulit basah digosok, juga lebih mudah rusak. Lembab akibat popok yang sudah penuh dapat berbahaya bagi kulit bayi dan membuat lebih mudah menjadi luka. Bila hal ini terjadi, maka dapat timbul ruam popok. Selanjutnya gesekan antara lipatan kulit yang lembab membuat ruam menjadi lebih berat. Hal inilah yang menyebabkan ruam popok sering terbentuk di lipatan kulit leher dan paha atas.
Lebih dari separoh bayi berusia antara 4 bulan sampai 15 bulan terjadi ruam popok sedikitnya satu kali dalam waktu 2 bulan. Ruam popok lebih sering terjadi pada keadaan-keadaan berikut:
  • Begitu bayi bertambah usia, kebanyakan antara usia 8-10 bulan
  • Bila bayi tidak terjaga kebersihannya dan kering
  • Jika bayi sering buang air besar, khususnya bila tinja tetap berada dalam popok sepanjang malam.
  • Bila bayi mulai makan makanan padat
  • Bila bayi mengkonsumsi antibiotik atau bayi yang masih menyusui yang ibunya mendapat antibiotik.
Bayi yang mengkonsumsi antibiotik lebih mudah menderita ruam popok yang disebabkan oleh infeksi jamur. Jamur menginfeksi kulit yang lemah dan menyebabkan ruam merah terang dengan bintik-bintik merah di pinggirannya. Anda dapat mengobatinya keluhan-keluhan ini, anda dapat menghubungi dokter.
C.Tanda Dan Gejala
1.Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan alergaen sehingga muncul eritema.
2.Erupsi padadaerah kontak yang menonjol,sepertti bokong, alat genitlia,perut bawah atau paha atas
3.Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papilla eritemosa,vesikula dan ulserasi.
D,Penatalaksanaan
Untuk membantu mencegah timbulnya ruam popok sebaiknya:
  • Gantilah popok segera setelah anak kencing atau berak. Hal ini mencegah lembab pada kulit. Janganlah memakai popok dengan ketat khususnya sepanjang malam hari. Gunakan popok dengan longgar sehingga bagian yang basah dan terkena tinja tidak menggesek kulit lebih luas. Bersihkan dengan lembut daerah popok dengan air. Anda tidak perlu menggunakan sabun setiap kali mengganti popok atau setiap kali buang air besar. (Bayi yang mendapat ASI dapat BAB sebanyak 8 kali per hari). Gunakan sabun hanya bila tinja tidak mudah keluar.
  • Jangan menggunakan bedak bayi atau talk karena dapat menyebabkan masalah dengan pernapasan pada bayi anda.
  • Hindari selalu membersihkan dengan usapan yang dapat mengeringkan kulit. Alkohol atau parfum pada produk tersebut dapat mengiritasi kulit bayi.

Bila ruam popok muncul walaupun anda telah berusaha untuk mencegahnya, cobalah langkah-langkah sebagai berikut:
  • Gantilah popok yang telah penuh sesering mungkin
  • Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap kali mengganti popok. Gunakan air mengalir sehingga anda dapat membersihkandan membilas tanpa tidak perlu menggosok.
  • Tepuk sehingga kering; jangan menggosok. Biarkan area di udara terbuka sehingga benar-benar kering
  • Gunakan tipis-tipis ointment atau krim pelindung (seperti yang mengandung zinx ixide atau petrolatum) untuk membentuk lapisan pelindung pada kulit. Salep ini biasanya tebal dan lengket dan tidak hilang, seluruhnya pada penggantian popok berikutnya. Perlu diingat garukan keras atau gosokan kuat hanya akan lebih memperberat kerusakan kulit.
  • Konsultasikan dengan dokter anda bila ruam:
  1. Melepuh atau terdapat nanah
  2. Tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam
  3. Menjadi lebih berat
  • Gunakan krim yang mengandung steroid hanya bila dokter anda merekomendasikan. Krim tersebut jarang diperlukan dan mungkin berbahaya
 SEBORRHEA
Seborrhea adalahgangguanfungsidarikelenjarpalit/lemakyang ditandaidenganpengeluaranlemaksecaraberlebihanyang membentuksisik-sisikputihkekuninganatausumbatan–sumbatansepertikeju
•Macam-macamseborrhea
-Seborrhea adipose
-Seborrhea neonaturum(sarafsusu)
-Seborrhea Squamosa(bersisik)
penyebab
•Kelenjarminyakpadabayibiasanyabekerjaterlaluaktifakibattingginyakadarhormonibuyang mengalirdidalamtubuhbayi
•Pengaruhhormonibubiasanyahanyaberlangsungpadabulan-bulanpertamakehidupansikecil. Gangguaniniakanhilangsetelahbayiberusia6-7 bulan.
Penanganan
Bilapadakulitkepalabayiditemukankerakatauselokarang, iniharusdibersihkandenganhati-hatitidakbolehdenganpaksaankarenadapatmengakibatkanlecetataulukapadakulitkepala

BISULAN
Pengertian
"Bisul adalah suatu peradangan pada kulit yang biasanya mengenai folikel rambut dan disebabkan oleh kuman staphylococcus aureus,“
Jenis-jenis bisul
-Folikulitis
-Furunkel
-Furunkel losis
-Karbunkel
-Abses multiple
-Hidra adenitis
-Skrofulo derma
Tanda dan gejala
-Gatal
-Nyeri
-Berbentuk kerucut dan bermata
-Berbentuk kubah
-Demam
Penyebab
-Faktor kebersihan
-Daerah tropis
-Menurunnya daya tahan tubuh
Penanganannya
Orang tua harus memperhatikan kebersihan anaknya. Baik kebersihan badan maupun lingkungan bermainnya.
Bila sudah timbul keluhan seperti gatal-gatal, jangan dianggap remeh, bisa jadi itu adalah gejala awal timbulnya bisul.
Kalau ada benjolan, jangan dipencet-pencet apalagi kalau tangan/benda yang digunakan untuk memencet tidak bersih. Aktivitas ini bisa memperparah keadaan.
Jangan sembarangan menggunakan antibiotik untuk mengobati bisul walaupun bentuknya hanya berupa krim, karena antibiotik bisa menimbulkan kekebalan/resistensi.
Perhatikan gizi anak. Asupan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya
MILIARIA
Miliariadisebutjugasudamina, liken tropikus, biangkeringat, keringatbuntet.
Miliariaadalahdermatosisyang disebabkanolehreterensikeringat,yaituakibattersumbatnyaporikelenjarkeringat. Biasanyatimbulpadaudarapanasdanlembab
Macam-macanmilaria
-Milariakristalina
-Milariarubra
Penyebab
Personal hygiene yang kurang
Pengaruhhormonibu, sedikitbintikputihseringterlihatpadahidungBBL, berkembangpadausia2-3 mggsetelahkelahirandandapatbertambahhingga4 blnsetelahkelahiran
Biasanyaterjadiapabilaudarapanasdanlembab
Keluarkeringatyang berlebihan
Bayidenganpakaianterlaluhangatsaatberadadidalamruangan

Pengobatan
Prinsippengobatanadalahmengurangiproduksikeringatdanmemberikesempatanagar sumbatanporiitulenyap.
Sebaiknyapenderitatinggaldiruanganyang menggunakanair conditioning AC atauditempatyang sejukdankeringudaranya. Dapatdiusahakanpenggunaanventilator.
Terhadappenderitadapatjugadiberikanobatantikolinergikyang membuatproduksikeringatberkurang, yaitumisalnyaprantal, probantinedansebagainya.
Pakaianyang dikenakanharustipis.
Topical jugadapatdiberikanbedakkocokyang bersifatmendinginkandandesinfektansertaanti gatal. PadapenderitamisalnyadapatdiberikanlosioKummerfeldi

DIARE
Diare merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi maupun anak-anak. Menurut WHO, diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih.
Penyebab
Diare dapat menyebabkan seseorang kekurangan cairan. Penyebab diare bermacam-macam, diantaranya infeksi (bakteri maupun virus) maupun alergi makanan (khususnya susu atau laktosa). Diare pada anak harus segera ditangani karena bila tidak segera ditangani, diare dapat menyebabkan tubuh dehidrasi yang bisa berakibat fatal.
Seperti yang telah disebutkan di atas, banyak hal yang dapat menyebabkan diare. Bila bayi maupun anak anda diare, bisa saja dikarenakan adanya parasit, infeksi bakteri maupun virus, antibiotik, atau makanan.

Pencegahan
-Mencucitanganpakaisabundenganbenarpadalima waktupenting
-MakananSehatkarenamakanandapatterkontaminasiolehpenyebabdiarepadatahapproduksidanpersiapan, danpenyimpanan.
-Meminumair minumsehat, atauair yang telahdiolah
-Pengelolaansampahyang baik
-Buangair besardanair kecilpadatempatnya
•Penanganan
-MakandanMinumtetapdiberikan
-Berikangaramoralit
-Segeraperiksakananakkedokterbiladiarelebihdari12 jam ataubilabayiandatidakmengompoldalamwaktu8 jam, suhubadanlebihdari39°C, terdapatdarahdalamtinjanya, mulutnyakeringataumenangistanpaair mata, danluarbiasamengantukatautidakadarespon

OBSTIPASI

Obstipasi adalah pengeluaran mekoniun tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat.
Tanda dan gejala
-Sering menangis
-Susah tidur
-Gelisah
-Perut kembung
-Kadang-kadang muntah
•Penyebab
-penyaluran makanan yang kurang baik
-Kemungkinan adanya gangguan pada usus
-Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar
Penatalaksanaan
Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang banyak serat, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Pemberian laktasi hanya merupakan tindakan pariatif yaitu hanya bila diperlukan saja.
Peningkatan intake cairan
Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan usus.

INFEKSI
Infeksi
-infeksi dalam kamus kedokteran merupakan penembusan dan penggandaan didalam tubuh dari organisme yang hidup ganas seperti bakteri,virus,dan jamur.
-Infeksi perinatologi yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus terjadi pada masa prenatal, intranatal dan postnatal. Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR dan pada bayi yang lahir dirumah sakit.
•Macam-macam infeksi
Infeksi berat dan infeksi ringan
•Penyebab
-Infeksi Intranatal Kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah
-Infeksi Antenatal
-Infeksi Pasca Natal Infeksi terjadi sesudah bayi lahir lengkap
Gejala
adabeberapagejalayaitu:
Malasminum
Gelisah
Frekuensipernafasanmeningkat
Beratbadanturun
Pergerakankurang
Muntah
Diare
Oedema
Perdarahan, ikterus, kejang, suhumeningkat, normal / kurangdarinormal.
Pencegahan
AdapemisahandikamarbersalinantarabagianSeptikdanAseptik.
Di basal bayibarulahirdipisahkanantaraPartusAseptikdanSeptik.
DapursusuharusbersihdancaramencampursusuharusAseptik, setiapbayiharusmempunyaitempatpakaiansendiribegitupula tempatobat, dll
Pemakaianantibiotic denganindikasijelas

Penatalaksanaan
Mengatur tidur (Semi fowler) agar sesak berkurang
Bila suhu tinggi lakukan kompres.
Berikan asi perlahan
Apabila bayi muntah lakukan perawatan muntah.
Apabila ada diare perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
Rujuk segera.

bayi baru lahir normal

BAYI BARU LAHIR NORMAL
A. Pengertian
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
1. Berat badan 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan 48 - 52 cm
3. Lingkar dada 30 - 38 cm
4. Lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Pernafasan ± - 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
C. Reflek – Reflek Fisiologis
1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e.Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
f.Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Masa tubuh
(1). Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
(2). Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
(3). Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
(3). Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
(4) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
D. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
Ø Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Ø Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Ø Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
Ø Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Ø Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
a. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
b. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
c. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
(1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
(2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
(3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
(4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
(5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
(7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
(8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
(9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
4. Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
Ø Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Ø Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Ø Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
Ø Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
Ø Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
Ø Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
Ø Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
Ø Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
5. Merawat tali pusat
Ø Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
Ø Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
Ø Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
Ø Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
Ø Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Ø Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
Ø Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
Ø Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
6. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
Ø Keringkan bayi secara seksama
Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Ø Tutup bagian kepala bayi
Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
Ø Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)
7. Pencegahan infeksi
Ø Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Ø Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
Ø Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Ø Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
Ø Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)